A. TUJUAN
1. Sasaran pembuatan film ditujukan untuk para mahasiswa luar Jawa dan Jawa pada khususnya supaya mereka dapat mengetahui budaya yang terdapat di Indonesia khusunya gamelan dan pada akhirnya mereka dapat melestarikan musik tradisional tersebut tersebut.
2. Memperkenalkan musik gamelan kepada seluruh mahasiswa yang belum mengenal betul tentang musik gamelan.
3. Menyampaian unsur budaya khususnya musik gamelan.
B. PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu dan teknologi yang begitu pesatnya sangat berpengaruh terhadap lingkungan dan perilaku seluruh masyarakat di dunia. Kehidupan yang selalu terpengaruh terhadap teknologi akan menimbulkan sikap individualis yang semakin tinggi dalam diri tiap masyarakat. Mereka tidak begitu memperhatikan kondisi lingkungan sekitar meraka. Kurangnya perhatian tersebut menyebabkan perkembangan lingkungan masyarakat yang tidak baik, hal ini bisa berdampak buruk terhadap perkembangan budaya yang ada di sekitar mereka.
Budaya yang jarang untuk disapa dan diperhatikan lama - kelamaan akan perlahan mulai punah sesuai dengan peningkatan sikap individualis dan kurangnya perhatian khusus bahwa budaya itu perlu diperhatikan dan dipelihara secara penuh.
Untuk itu film ini dibuat supaya kebudayaan yang ada dilingkungan sekitar kita khususnya Yogyakarta tidak punah dan menghilang begitu saja dan untuk menyadarkan bahwa kebudayaan itu perlu dijaga dan dikembangkan. Film yang berjudul “JOGJA TRADITIONAL MUSIC” secara tidak langsung dan langsung memberitahukan serta mengajarkan kita bahwa music traditional tidaklah buruk dan sangat menarik untuk diperdengarkan dan dibudayakan. Gamelan sebagai salah satu musik di daerah Yogyakarta ini sangat menarik dilihat dari segi bentuk, jumlah alat musik, dan partitur nada dari setiap alat musiknya.
C. PELAKSANAAN
Pengambilan gambar dilakukan dirumah Albertus Ndaru R. seorang mahasiswa Unversitas Atmajaya, yang beralamat di Pogong. Pengambilan gambar dilakukan pada tanggal 1 Mei sampai dengan tanggal 11 Mei 2009.
D. SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembuatan film ini terdiri dari :
1. satu kamera
2. satu set gamelan
3. satu laptop yang digunakan untuk editing film.
E. PEMAIN
Tokoh dalam film ini diperankan oleh :
1. Andreas Andrian
2. Joseph Devy C
3. Putra Kuswandono
4. Melkiandy Uranus
5. Albertus Ndaru (actor pembantu).
F. PEMBUATAN FILM
a. Alur Cerita
Alur cerita dalam film ini adalah alur maju. Penyisipan cerita budaya terdapat di tengah sebagai pengisi dalam inti cerita. Cerita dimulai dari seorang mahasiswa yang sedang asyik mendengarkan lagu campursari tertidur dengan pulas dan bermimpi beberapa orang temannya sedang berbincang-bincang sambil mengerjakan tugas. Ketika asyiknya mereka mngerjakan tugas tiba-tiba suara dering dari salah seorang tersebut berbunyi dengan nyarinya. Tetapi yang membuat si A sebut saja begitu merasa bahwa suara dering dari yang aneh menurutnya. Kemudian dia bertanya kepada temannya musik apakah yang menjadi nada deringnya itu. Kemudian seorang temannya tersebut menjawab bahwa musik tersebut adalah musik gamelan yang berasal dari Jogja, dia juga menjelaskan alat-alat musik yang membentuk gamelan tersebut. Si teman itu tadi juga menjelaskan bagaimana cari memainkannya dan dimana saja musik tersebut dimainkan. Cerita tersebur berakhir setelah penjelasan musik tersebut selesai, kemudian alat-alat musik yang dijelaskan oleh si B tadi muncul satu persatu bersama dengan nama alat musik tersebut. Dan akhir cerita si mahasiswa tersebut terbangun dan cerita selesai.
b. Take Gambar
Pengambilan gambar dilakukan oleh Albertus Ndaru dan dilakukan tiga kali pengambilan gambar. Pengambilan pertama dilakukan pada saat percakapan pertama antara tiga mahasiswa tersebut kemudian take kedua dilakukan pada saat si mahasiwa yang sedang asyik mendengarkan lagu campursari tersebut tertidur sampai dengan terbangun, kemudian take ketiga dilakukan saat Putra sedang asyik bermain gamelan.
c. Editting Film
Pembuatan film pertama membuat opening kemudian dilanjutkan dengan itro yang berisi tentang perkenalan tokoh dalam film, isi berisi tentang percakapan natar tokoh serta perkenalan alat-alat musik gamelan tersebut. Kemudian bagian akhirnya yaitu closing berisi tentang ucapan terimakasih kepada tokoh dan semua teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan film tersebut.
Pada bagian opening, pembuatan film dan effect yang tercipta dibuat dengan penggabungan gambar yang telah dibuat. Pembuatan animasi ini pada opening ini dibuat dari delapan gamabar yang dijadikan satu dalam satu frame, dalam aplikasi Windows Movie Maker. Penggunaan aplikasi ini untuk memaksimalkan program yang terdapat dalam windows. Effect yang dgunakan dalam opening ini yaitu fade digunakan dalam transisi setiap gambarnya, Hue Cycles Entrie Color Spectrum dan Pexilate digunakan pada tiap gambar supaya terlihat agak samara serta layer berwarna terus. Setiap gambar memerlukan durasi selama 5 second pada setiap framenya. Backsound yang digunakan merupakan lagu dari kreasi alm. Sapto Raharjo.
Pada bagian intro, pembuatan intro diambil dari cuplikan film yang seutuhnya dibuat tadi. Film yang setengah jadi tadi dipotong satu per satu sesuai dengan kebutuhan kemudian digabungkan satu per satu. Backsound yang digunakan yaitu Lingsir Wengi yang dipopulerkan oleh Jogja HipHop Fondation(JHF).
Pada bagian isi, pembuatan potongan film ini dilakukan dengan cari menggabungkan beberapa potongan take gambar tersebut kemudian diberi effect sedikit pada saat transisinya. Effect tansisi diberikan pada saat perpindahan take gambar dari gambar mahasiswa yang tidur tadi kemudian juga pada saat perpindahan saat perbincangan antar tokoh. Setelah percakapan selesai tersebut selesai dilanjutkan dengan pengenalan gambar gamelan dan diakhri dengan seseorang yang sedang belajar bermain gamelan.
Pada bagian closing, background gambar menggunakan capture dari tugu jogja kemudian effect tulisan adalah credit sedangkan effect dari filmnya menggunakan pixilate dan blur.
d. Finishing
Langkah terakhir yaitu finishing, pembuatan film dilakukan dengan menggabungkan dari opening, intro, isi, dan closing. Penggabungan ini juga menggunakan movie maker. Setelah seluruh film sudah digabungkan maka langkah terakhir pembuatan film menjadi format film.
G. KENDALA
Kendala yang dihadapi pada saat pembuatan film ini yaitu :
1. Kurangnya sarana dan prasana yang memadai dalam pembutan film, seperti voice yang tidak begitu terdengar dan jelas. Sebenarnya hal ini dapat diatasi dengan proses dubbing.
2. Kurangnya pengetahuan para pembuat film tentang gamelan secara meyeluruh sehingga penjelasan tentang gamelan hanya berkisar tentang pengetahuan yang umum tentang gamelan
3. Kurangnya kemampuan para tokoh dalam beradu peran sehingga para tokoh masih canggung dalam melakukan percakapan.
H. KESIMPULAN
1. Pembuatan film ini sudah berjalan dengan lancar walau masih ada sedikit kendala.
2. Sasaran pembuatan film ini sudah tepat sebab ditujukan untuk para mahasiswa luar Jawa dan Jawa pada khususnya.
3. Penyampaian unsure budaya khususnya musik gamelan sudah tercapai walau masih kurang mendetail.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar